Opini, “Sistem Ekonomi Neoklasik di Indonesia” Oleh: Anita Sari

Opini, “Sistem Ekonomi Neoklasik di Indonesia” Oleh: Anita Sari
Untuk menggambarkan proses perkembangan ekonomi tergantung pada apakah orang tersebut menggunakan kerangka analisis Neoklasik atau Marxisme. Model Neoklasik memandang proses pembangunan secara bertahap, halus, seimbang, dan harmonis dengan efek-efek penyebaran yang menguntungkan.

Pada tesis lain, model Marxisme ini memandang proses perkembangan akan mengganggu inovasi terbaru dengan penuh konflik sosial dan efek yang tidak baik.
Masing-masing model pengembangan memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga yang paling baik adalah menggabungkan yang terbaik dari kedua model untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tepat dan memadai dari proses perkembangan ekonomi.

Indonesia kini terperangkap oleh sistem ekonomi Neoklasik yakni ekonomi yang mengurangi kekayaan negara dari sumber daya alam, dan sumber daya manusia. “Jika sistem ini terus-menerus diterapkan di Indonesia, maka sama saja dengan menjual masa depan indonesia untuk dikonsumsi hari ini.

Tanda-tanda praktik ekonomi Neoklasik sudah sampai ke desa-desa, pasar yang ada di pedesaan mulai sepi pembeli dan perilaku konsumsi masyarakat desa berubah. Maka inilah yang terjadi jika praktik ekonomi Neoklasik sudah menyentuh warga di pedesaan.

Jika mereka mendapatkan uang untuk membeli sepeda motor secara kredit dari bank dan perusahaan leasing, yang berarti mereka harus membayar premi untuk sepeda motor sebelum mereka dapat menggunakannya untuk hal lain, kemudian mengurangi permintaan global untuk barang yang mereka jual dan mengekspornya.

Seiring dengan turunnya harga komoditas. “Sangat disayangkan pendapatan petani menurut Indeks Harga Yang Diterima Petani Menurut Provinsi pada Tahun 2018-2021, menurun tajam dan mempengaruhi pasar pedesaan. 

Laporan BPS menunjukkan bahwa inflasi di daerah pedesaan telah melemah selama beberapa bulan terakhir, dengan inflasi yang lebih rendah dari perkotaan dan meningkatnya kemiskinan di daerah pedesaan.”

Sistem ekonomi Neoklasik ini merusak sistem ekonomi global dan mengancam sistem ekonomi yang bergantung pada permintaan, kebutuhan, ketersediaan dan distribusi barang-barang manufaktur, negara atau masyarakat yang memiliki uang dan sumber daya yang cukup untuk melakukan transaksi di pasar.

Padahal semua kebutuhan uang atau anggaran disediakan dalam bentuk hutang oleh karena itu, sistem APBN mengalami defisit setiap tahun.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III tahun 2021 meningkat sebesar 3,51%. Angka ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat dalam negeri masih tinggi.

Ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan sebesar 29,16% dibanding dengan Triwulan sebelumnya. Penerimaan pemerintah pada tahun 2019 sebesar 1.995.136,20 milyar turun menjadi 1.698.648,50 Milyar pada tahun Belanja pemerintah untuk APBNP meningkat sebesar 886,9 triliun.

Artinya, pemerintah mendorong konsumsi di tengah lesunya permintaan pasar. Di satu sisi, kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain berisiko dan menempatkan pemerintah dalam perangkap utang.

Sementara itu pendapatan berkurang karena pengeluaran pemerintah dan masyarakat melebihi dari pendapatan. Untuk menutupi kekurangan, Indonesia harus berhutang untuk menutupi kekurangan itu.

"OJK mencatat, pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2021 tumbuh positif di dorong oleh pengeluaran pemerintah yang tinggi dan perbaikan pada konsumsi rumah tangga, walaupun indikator ekonomi di awal triwulan III 2021 mengindikasikan kembali adanya penerapan PPKM.”


Oleh karena itu menurut saya pemerintah seharusnya bisa mempekerjakan mereka yang menganggur, meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk bersaing dengan negara tetangga, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya guna untuk menyelamatkan keuangan negara.


Selain itu, pemerintah harus mempertimbangkan situasi sosial untuk menahan laju pertumbuhan ekonomi agar tidak turun tajam.
Pemerintah harus secara bertahap mengurangi defisit fiskal dan mempertimbangkan penganggaran untuk meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah dengan memperkuat perekonomian nasional dengan mendistribusikan modal kerja secara adil kepada rakyat ketika terjadi surplus.





Penulis: Anita Sari (90300118107)
Editor: Abdullah

Posting Komentar

0 Komentar